Sumber Energi Alternatif Terbarukan

Masih ingat proses voting tentang masalah kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di gedung DPR senayan pada waktu lalu? Pasti dijamin Anda kesal, baik yang pro maupun yang kontra. Mengapa? Energi habis hanya untuk membahas satu pasal penentu kenaikan BBM dengan biaya sidang paripurna yang … lumayan hmm… . Baik yang pro maupun yang kontra semuanya mengatakan mereka mewakili aspirasi ‘rakyat’. Dan ada adegan yang paling miris di paripurna tersebut adalah ‘celetukan-celetukan’ tak bermakna, tidak bermanfaat dan tidak ada hubungannya dengan sidang paripurna, asal suaranya terdengar oleh audien, peserta sidang dan pemirsa televisi. Lengkap sudah.

Ada yang terlupakan bagi bangsa ini, bahwa ujian BBM adalah ujian masalah energi untuk keberlangsungan pembangunan sekaligus ujian kreatifitas bagi para pakar, ilmuwan dan akademisi pendidikan untuk meluncurkan terobosan sebuah alternatif di bidang energi, serta ujian kesungguhan bagi pemerintah dalam mendukung terobosan tersebut. Bukti nyata bahwa sumber energi fosil di Indonesia selain dieksplorasi oleh Pertamina dan perusahaan swasta nasional lainnya, tidak dipungkiri juga bahwa sumber energi fosil Indonesia dieksplorasi secara besar-besaran oleh pihak asing. Dan pastinya untuk kepentingan dan kemakmuran mereka sendiri, terlepas dari rehabilitasi lingkungan yang terbaik pasca eksplorasi, dan lepas dari kepentingan geopolitik bangsa-bangsa tersebut.

Perlu diketahui bahwa cadangan bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) di Indonesia semakin menipis (data Sumber Energi Primer Indonesia tahun 2005), seperti yang ditulis dalam Buku Putih Energi dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi Indonesia tahun 2006, dituliskan bahwa:

1.Jenis sumber energi minyak, Indonesia memiliki sumber daya sebesar 86,9 miliar barrel dengan cadangan sebesar 9,1 miliar barrel, produksi pertahun sebesar 387 juta barrel, dengan rasio cadangan-produksi tanpa eksplorasi sumur baru tersisa untuk 23 tahun (hanya untuk satu generasi).

2.Jenis sumber energi gas, Indonesia memiliki sumber daya sebesar 384,7 Trilliun Standard Cubic Feet (TSCF) dengan cadangan sebesar 185,8 TSCF, produksi pertahun sebesar 2,97 TSCF, dengan rasio cadangan-produksi tanpa eksplorasi sumber baru tersisa untuk 62 tahun (untuk satu setengah generasi).

3.Jenis sumber energi batubara, Indonesia memiliki sumber daya sebesar 58 miliar ton dengan cadangan sebesar 19,3 miliar ton, produksi pertahun sebesar 201 juta ton, dengan rasio cadangan-produksi tanpa eksplorasi untuk 93 tahun (dua generasi).

Artinya Indonesia masih punya cadangan minyak tinggal untuk 23 tahun, gas untuk 62 tahun dan batubara untuk 93 tahun. Bayangkan bila Indonesia hanya dan hanya bergantung pada minyak bumi atau bahan bakar fosil… . Dan bayangkan pula bila perusahaan minyak Indonesia dan asing mengeksplorasi bersama-sama dalam jumlah yang lebih besar dan belum ditemukan sumur baru, dipastikan Indonesia akan menjadi tergantung pada bahan bakar minyak dan menjadi importir terbesar di dunia seperti halnya bangsa Amerika. Kalaupun mengoptimalkan sumber batubara, bisa dibayangkan bagaimana kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Bumi dikeruk untuk diambil batubaranya, tanah menjadi berongga, residu karbon lepas ke udara dan menjadikan polusi udara atau penyebab pemanasan global-lokal, lahan produktif untuk pangan menjadi susut, polusi tanah, udara dan air terjadi, semua ini akan mengakibatkan krisis baru, krisis lingkungan. Berbeda sedikit dengan sumber energi gas, kekosongan gas yang dikeluarkan bisa diganti dan diisi dengan cairan lain yang biasanya diinjeksi dengan air.

Apa solusinya? Seperti dalam amanat undang-undang sudah disebutkan berkenaan dengan sumber energi terbarukan (sumber energi alternatif terbarukan) pada UU RI no 30 tahun 2007 tentang Energi (secara umum) yang memang belum fokus dan khusus berkenaan dengan sumber energi alternatif terbarukan. Solusi energi bagi Indonesia sebenarnya sangat luarbiasa bila memanfaatkan sumber energi alternatif terbarukan yang ada, termasuk gas bumi. Kita patut bersyukur bahwa Indonesia memiliki potensi itu dan dengan potensi yang cukup melimpah. Energi tersebut adalah energi surya/matahari, dimana Indonesia tersinari matahari rerata hampir 12 jam sehari; energi panas bumi, Indonesia berada di jalur cincin api asia pasifik sehingga cukup melimpah potensi energi panas bumi; energi bayu/angin, Indonesia berada di persilangan dua benua dan dua samudera yang tidak lepas dari peredaran angin yang melimpah mulai dari jalur pantai hingga dataran tingginya; energi air yang meliputi air terjun (energi potensial air), gelombang pantai, suhu air laut, dan mikrohidro (melalui aliran sungai kecil); energi bio/nabati baik yang berasal dari limbah hewan, limbah industri pangan, pertanian maupun perkebunan; dan… uranium (masih dalam polemik, karena masalah keselamatan lingkungan). Semua itu ada di Indonesia, tinggal bagaimana pengembangannya dan menjadi tantangan tersendiri bagi institusi pendidikan dan penelitian yang ada.

Mari kita telaah sedikit tentang potensi tersebut dan bandingkan dengan kebutuhan energi listrik di Indonesia saja hingga 10 tahun ke depan yaitu 2020 sebesar 200 hingga 360 TerraWatt (TW) atau 200 hingga 360 juta megawatt.
1.Energi surya/matahari. Indonesia menerima terpaan sinar matahari rerata hampir 12 jam sehari dengan intensitas radiasi rerata sekitar 4,8 KWh/m2 perhari dengan teknologi penyimpanan energi listrik yang ada sekarang memang belum bisa dikatakan optimal, ditambah dengan biaya yang harus dikeluarkan. Di Indonesia baru termanfaatkan sekitar 12 MegaWatt (MW), tetapi hal ini menjadi sebuah peluang yang sangat untuk mengoptimalkan potensi dan mengurangi ketergantungan terhadap BBM. Energi surya ini dapat digunakan di wilayah-wilayah pulau terpencil, daerah yang sulit terjangkau jaringan kabel listrik, listrik rumah tangga untuk keperluan penerangan dan sebagian alat elektronik (SHS, Solar Home System) bahkan untuk pendingin, traffic light, baliho perusahaan, kendaraan tenaga surya dan kendaraan hybrid. Pemanfaatan energi surya ini ada beberapa model, yaitu model panel photovoltaic, pancaran terpusat dan model pemanfaatan efek rumah kaca. Model photovoltaic berhubungan langsung dengan pengubahan energi panas surya menjadi energi listrik dengan perantara perangkat panel surya. Model pancaran terpusat merupakan model panel cermin raksasa yang memusatkan energi panas matahari pada panel photovoltaic atau tangki air panas penggerak turbin generator. Sementara model pemanfaatan efek rumah kaca yang dipergunakan pada rumah-rumah hijau budidaya tanaman terutama di daerah yang minim sinar matahari. Melihat potensi ini, menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para kreator-kreator handal di bidang iptek untuk membuat teknologi berbasis tenaga surya, dan menjadi peluang bisnis masa depan yang handal. Ya…hitung-hitung matahari redup 4,5 milyar tahun lagi di luar hitungan kapan kiamat terjadi.

2.Energi bayu/angin. Indonesia yang kita ketahui berada dipersilangan dua benua dan dua samudera memiliki potensi energi bayu/angin yang juga cukup luar biasa. Dengan memiliki garis pantai mencapai 81.000 km dengan kecepatan angin rerata 3 hingga 5 meter per detik, bahkan di beberapa tempat bisa mencapai 10 meter per detik. Ini berarti memiliki nilai energi setara dengan 9,29 GigaWatt (GW). Padahal di Indonesia baru termanfaatkan sebesar 2 MegaWatt (MW) atau baru 0,022 % dari potensi yang ada. Angin tak pernah berhenti selama ada perbedaan suhu dan tekanan, di pantai, di perbukitan maupun di pegunungan. Hingga saat ini penggunaan energi bayu/angin di dunia baru mencapai kisaran194,4 GW, Indonesia baru 1 % pemanfaatannya dari total penggunaan di dunia.

3.Energi Panas bumi atau Geothermal. Telah diketahui bersama bahwa Indonesia merupakan negara yang terletak pada jalur cincin api asia pasifik yaitu pertemuan antara lempeng Eurasia, lempeng India-Australia dengan lempeng pasifik. Dari pertemuan lempeng ini terbentuklah potensi panas bumi berupa aliran fluida akibat konveksi panas dari kantung magma di bawahnya yang dapat dimanfaatkan untuk menggerakan turbin. Khusus Indonesia memiliki potensi sumber energi panas bumi terbesar dunia yang terdapat memanjang mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Papua. Potensi panasnya pun yang terbaik yaitu panas bumi di Indonesia memiliki sistem panas bumi dengan temperatur di atas 225 derajat celcius dan hanya beberapa antara 150 hingga 225 derajat celcius (sistem panas bumi dibagi menjadi tiga sistem yaitu <150o C, antara 150oC hingga 225oC, dan >225oC. Menurut perhitungan badan energi Indonesia, Indonesia memiliki potensi sumber energi panas bumi setara dengan 27 Gigawatt atau sekitar 30% hingga 40% lebih sedikit potensi panas bumi di dunia. Luar biasa dan Subhanallah Allahu Akbar. Itupun baru termanfaatkan sekitar 0,8 GW atau sekitar 2% pada tahun 2007.

4.Energi Air/hidro. Energi air di Indonesia meliputi energi potensial air (air terjun, melalui waduk dan danau), energi mikro hidro (aliran air sungai), energi arus laut dan energi ombak/gelombang laut. Dari data potensi energi hidro yang ada di Indonesia adalah
a)energi potensial air sebesar 75,7 GW termanfaatkan baru sekitar 4,2 GW atau 5,3%;
b)energi mikro hidro sebesar 0,46 GW termanfaatkan baru sekitar 0,084 GW atau 18%;
c)energi ombak laut (ocean wave energy), potensi rerata 10-20 kW per meter gelombang, bahkan ada yang mencapai 70 kW per meter gelombang di beberapa lokasi. Menurut hitungan, Indonesia memiliki potensi energi setara dengan 3 TeraWatt, yang kalau pun hanya dipakai 1% nya saja sebesar 16 GW sama dengan pasokan listrik seluruh Indonesia saat ini; dan
d)arus laut (ocean tidal energy), hasil penelitian sementara : di Flores memiliki potensi arus laut dengan distribusi arus tertinggi hingga 2,83-3,68 m/detik setara dengan energi listrik terbangkit 3-7 kW, data dari FPIK-ITB tahun 2011. Ini berarti memiliki potensi secara hitungan seluruh Indonesia untuk energi arus laut sebesar 6 GW.
e)konversi energi panas laut (ocean thermal energy conversion).

5. Energi Nabati/Bio. Energi Nabati atau Bio termasuk di dalamnya adalah energi yang didapat dari hasil limbah hewan (kotoran hewan) menjadi biogas, limbah pengolahan dari industri pangan, pertanian, perkebunan dan limbah rumah tangga menjadi biogas, methanol, bio ethanol dan bio diesel. Indonesia memiliki potensi energi ini sebesar 50 GW dan baru termanfaatkan sekitar 0,3 GW atau 0,6%. Padahal pertumbuhan limbah rumah tangga, pengolahan industri pangan, pertanian, perkebunan dan peternakan selalu meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan primer penduduk yang membutuhkan hasil olahan industri tersebut.

6.Energi Uranium/Nuklir, ada data potensi sementara sebesar 33 GW (hanya daerah Kalan, Kalimantan Barat), belum yang termasuk di daerah Timur Indonesia. Penggunaan energi ini masih polemik karena masalah keamanan lingkungan terhadap bahaya radiasi yang ditimbulkan bila terjadi hal-hal di luar jangkauan usaha manusia. Ingat kasus Chernobyl-Rusia, Bhopal-India, dan Jepang (bencana Tsunami tahun belakang). Rusia yang ketat saja jebol apalagi Indonesia yang (maaf) masih sangat ceroboh.

7.Energi Hidrogen, yaitu pengolahan bahan baku air menjadi gas hidrogen atau hidrogen cair sebagai bahan bakar kendaraan yang sangat ramah lingkungan.

8.Energi Petir, di Indonesia memiliki petir berkisar 100 hingga 200 hari pertahun dan daerah tertinggi di kalimantan tengah hingga 300 hari pertahun. Sebagai perbandingan, di Alpen terjadi sambaran petir rerata 4 sambaran/km persegi/tahun dan di daerah gunung Tangkuban Perahu Indonesia terjadi rerata 10 sambaran/km persegi/tahun dengan arus petir 10 hingga 100 kA. Hanya teknologi yang ada di dunia ini belum mampu dan belum diketemukan untuk memanfaatkan energi yang satu ini. Diperlukan sebuah teknologi super kapasitor konduktor (Ingat film ‘Back to Future’ dengan mobil berkapasitor super dupernya) yang dapat menampung arus yang sangat besar ini dan kemudian dialirkan ke baterai/penyimpanan energi.

Bayangkan bila sumber energi tersebut terkoneksikan dalam bentuk koneksi listrik se Indonesia, luar biasa yang dapat memenuhi kebutuhan energi listrik di Indonesia. Tinggal bagaimana pemanfaat energi untuk kendaraan bermotor, yang sekarang sudah mulai menjadi trend dunia yaitu membuat kendaraan hybrid (mesin kendaraan yang dapat menggunakan bahan bakar minyak, listrik dan gas), kendaraan kecil dalam kota dengan kecepatan rendah (antara 40 – 60 km per jam) bertenaga listrik atau gas atau hidrogen. Trend menciptakan moda angkutan massal yang nyaman dan cepat sebagai bentuk pelayanan kebutuhan manusia akan transportasi.

Inilah yang menjadi tantangan bagi manusia-manusia Indonesia untuk mengubah ketergantungan energi yang berasal dari fosil (minyak dan batubara) melalui rekayasa teknologi dan ilmu pengetahuannya dan… juga berkreasi dalam hal alat transportasi massal dan atau keluarga. Tidak perlu berdebat naik atau tidak naiknya BBM di paripurna lagi yang menghambur uang rakyat sebegitu buanyak…

Selamat bagi ilmuwan Indonesia untuk membangun negeri dan kesejahteraan rakyat bahkan dunia.

(Goesprie, 25 – 4 – 12)